Azolla Microphylla
Sudah dua bulan ini kami memelihara ikan patin dan gurame lagi di kolam belakang yang sudah lama tak terpakai. Awalnya kami memberikan pelet ikan sebagai makanannya, tapi kok rasa-rasanya kurang puas ya kalau dikasih pelet melulu (selain biayanya juga lumayaaannn hehe). Kadang-kadang kami masukkan juga kangkung ke dalam kolam supaya ikannya cepat besar. Trus timbullah niat pengen coba pakan ikan organik yang dibuat sendiri dari kotoran hewan, tapi kemudian ada seorang teman jejaring sosial yang biasa saya panggil om Dody yang merekomendasikan Azolla Microphylla sebagai pakan ikan. Selain bisa dibudidayakan sendiri, yang artinya bisa menghemat pengeluaran pakan, katanya nutrisinya juga lebih bagus daripada pakan organik lainnya. Ya sudah, karena penasaran dan tertarik, akhirnya saya cari tahulah ini Azolla Microphylla dari penyedianya langsung, soalnya yang pernah saya dengar itu cuma Azolla Pinnata yang biasa dipelajari saat belajar Biologi di SMA dulu.
Sekadar informasi, Azolla adalah satu-satunya genus paku air yang mengapung dari suku Azollaceae (yang ini asli modal copas hehe, soalnya dulu belajar Biologi banyakan lupa hapalannya). Biasanya dia akan bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau bernama Anabaena Azollae, yang kemudian mengikat nitrogen langsung dari udara. Selain itu, nilai nutrisi yang terkandung di dalamnya terdiri dari kadar protein tinggi antara 24-30%, kadar asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsentrat dedak, jagung, dan beras pecah. Itulah sebabnya mengapa Azolla Sp. begitu potensial sebagai pupuk hijau dan memberikan hasil panen yang tinggi. Umumnya tingkat laju pertumbuhan tanaman Azolla pada kondisi optimal bisa mencapai 35% setiap harinya. Selain untuk pupuk hijau, Azolla juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan.
Nah, yang biasa kita jumpai di sawah-sawah itu namanya Azolla Pinnata, berbeda dengan Azolla Microphylla yang sedang kita bahas ini. Meskipun bentuknya rada-rada mirip (yah, namanya juga sodaraan), Azolla Microphylla ternyata memiliki beberapa keunggulan dibandingkan enam saudaranya yang lain. Dari segi volumenya, Azolla Microphylla bisa tumbuh lebih menebal dan bertumpuk. Selain itu nutrisi yang terkandung di dalamnya juga lebih baik. Ikan yang diberi Azolla Microphylla katanya selain cepat besar dan gemuk, kandungan proteinnya juga berlipat. Untuk tambahan informasi terkait pupuk, bisa dibaca di webnya Batan.Setelah mengerti sedikit-sedikit tentang Azolla Microphylla, dan ternyata budidayanya juga ga terlalu sulit bin ribet, eng ing eng… akhirnya datang jugalah si AzoMic ini ke rumah kami tanggal 14 Juli lalu. Kondisinya saat itu sebagian masih segar dan hijau, sebagian lagi sudah mulai coklat, mungkin karena stress setelah melalui perjalanan jauh lewat udara.
Tempat budidaya: Cukup menggunakan wadah kotak plastik, box kayu, atau kolam terpal buatan sendiri, yang penting nggak mudah lapuk. Kalau punya lahan, bisa pakai kolam tanah. Bagi yang pakai kolam non-tanah, kalau bisa dibuat juga water level untuk kontrol air. Ini sangat berguna ketika musim hujan karena air di dalam kolam akan penuh. Dengan adanya kontrol air, air akan keluar secara otomatis jika melewati batas level ketinggian. Caranya cukup buat saja lubang dua atau tiga buah di dinding kolam.
Saya sendiri menggunakan kotak kayu berlapis plastik, bekas kolam ikan laga alias ikan Cupang (kalau di Medan nyebutnya ikan laga).
Media: Saya menaburkan kompos + pupuk kandang (sesuai saran), baru diisi air. Sebenarnya lebih banyakan komposnya sih, pukannya cuma sedikit. Airnya yang saya gunakan air kolam ikan yang agak hijau.
Awalnya karena saya belum terlalu paham, saya masukkan kompos dan pukannya kira-kira saja, tapi ternyata mungkin kurang tebal dan airnya terlalu tinggi (karena tadinya tinggi air boleh antara 5cm-20cm). Lalu supaya hemat tempat, saya pikir jika dibuat bertingkat jadinya lebih praktis, karena kebetulan wadahnya memang bertingkat, jadilah seperti gambar di bawah ini hihi…
Ini tampilan AzoMic dari dekat saat sampai, setelah ditebar di kolam.
Azolla Microphylla Sakit
Dua hari kemudian, AzoMic saya banyak yang tenggelam dan yang mengapung warnanya ada yang coklat dan butek. Tampilannya seperti ini nih:
Setelah bertanya pada pak Sebastian, beliau bilang kondisi seperti ini karena kurang kena cahaya matahari. Lalu beliau menyarankan untuk dikurangi airnya dan ditambah medianya, lalu dipindah ke lokasi terbuka yang terkena cahaya matahari langsung, plus diberi tambahan nutrisi berupa pupuk P. Bisa juga ditambahkan lumpur hijau dari dasar kolam kalau sedang membersihkan kolam ikan.
Langkah Penanganan
Akhirnya saya langsung terapkan saran beliau. Saya keluarkan AzoMic dari kolam (taruh di ember dulu). Lalu air di kolam AzoMic saya kurangi sampai hanya setinggi 5cm dari media. Untuk medianya, saya tambahkan kompos sampai cukup tebal, saya rasa sekitar satu buku jari lebih dikit, kurang lebih 3cm tebal medianya. Setelah itu saya masukkan lagi si AzoMic. Yang coklat-coklat kering saya remas-remas, begitu juga dengan yang tenggelam, tujuannya agar sporanya lepas dan menyebar.
Lalu bak kolamnya saya letakkan masing-masing di tempat yang tidak terhalang sinar matahari, jadi tidak bertingkat lagi, tapi tidak saya letakkan di lapangan terbuka langsung sih, masih di samping tembok, hanya saja sudah tidak ada halangan atap lagi. Tapi kondisi ini membuat kolam tidak mendapat sinar matahari seharian, hanya matahari siang dan sore. Tadinya rencana saya mau diletakkan di atas kandang ayam. Kebetulan di rumah ada kandang ayam yang ga terlalu tinggi, nah atapnya itu cukup ideal untuk tempat kolam AzoMic. Tapi berhubung saya ga sempat-sempat bikin kolam yang lebih ringan beratnya, akhirnya saya sabarkan dulu dengan kondisi yang ada.
Oke, kita lanjut (masih panjang curhatnya hehe…).
Dua hari kemudian, saya lihat di kolam AzoMic ini sudah mulai banyak remahan-remahan AzoMic yang mati tadi pada naik ke atas gitu, sebagian malah sudah mulai hijau lagi, seperti ada buih-buihnya. Mungkin itu bakalan anaknya kali ya…
Trus kebetulan hari itu kami membersihkan kolam ikan, saya panen lumpur ijo deh jadinya. Kalau nguras kolam ikan, biasanya kan suka ada lumpur-lumpur ijo gitu di dasar kolam, sisa-sisa makanannya, kotorannya, dan aneka lumut. Naaah, lumpur itu saya masukkan aja ke kolam AzoMic, satu kolam satu gayung hihi
Beberapa hari kemudian, hasilnya sudah seperti gambar di bawah ini.
And then…. taraaa… seminggu kemudian AzoMicnya sudah mulai menyebar banyak di tiga kolam (saya buat 3 kolam). Lalu semakin hari semakin banyak, makin memenuhi permukaan kolam, sampai sekarang. Sebagian sudah ada juga yang menebal dan mulai bertumpuk. Kalau saya perhatikan, proses penyebarannya dari mulai setengah bagian kolam sampai seperti foto di kolam 1 bawah ini, cuma sekitar 3 hari. Lumayan cepat saya pikir. Untuk kolam 3 memang masih sedikit karena saat itu yang ditebar memang sedikit juga, sementara yang mati banyak. Di bawah ini adalah foto per tanggal 31 Juli 2012 yang saya ambil sore hari.
Daaaan…anda mungkin juga akan kaget seperti saya bila melihat foto berikut ini. Ini foto yang barusan saya ambil, per tanggal 1 Agustus 2012, pagi tadi. Di kolam 1 sudah penuh merata hanya dalam semalam, ajaib ya, alhamdulillaah. Cepat sekali pertumbuhannya. Kolam yang lain juga sama, mulai penuh, kecuali kolam 3 yang masih sedikit. Rencana akan saya tebar pisah sebagian dari kolam 1 ke kolam 3. Hmm…sepertinya perlu buat kolam baru nih!
Dari cerita-cerita yang panjang ini, sebenarnya kesimpulannya sangat singkat huhuhu…banyakan curhatnya ya…Berdasarkan yang saya alami, AzoMic ini ternyata memang suka sekali media dan air yang kaya nutrisi. Sebisa mungkin tambahkan nutrisi berupa lumpur kurasan air kolam ikan atau pupuk P.
Untuk poin pentingnya (ini khusus sharing pengalaman budidaya di kolam kecil):
- Usahakan media kompos dan pupuk kandangnya setinggi minimal 3 cm, jangan pakai tanah. Pukan kambing lebih bagus lagi kalau ada.
- Usahakan tinggi airnya minimal 5cm atau tidak lebih dari 10cm dari media
- Menggunakan air kolam ikan hasilnya lebih efektif dibandingkan air biasa karena sudah kaya dengan nutrisi
- Diletakkan di tempat yang kena cahaya matahari langsung lebih efektif
- Penambahan nutrisi secara berkala akan membuat penyebarannya lebih banyak dan bertumpuk
- Jika ada, tambahkan lumpur hijau dari dasar kolam saat kita menguras kolam ikan kita
- Penambahan pupuk P juga lebih bagus lagi (cuma yang ini saya belum coba, nanti mau coba juga)
Semoga bermanfaat!
Update 28 Agustus 2012
AzoMic kami berkembang semakin pesat. Hampir setiap hari (maksimal 3 hari sekali) AzoMic sudah bisa dipanen. Sebagian saya tebar langsung ke kolam ikan untuk pakan dan ternyata ikannya memang cepat gemuk. Ikan gurame saya yang tadinya pucat sekarang warnanya lebih cerah cling cling hehe… Ikan patinnya juga rakus makan azolla. Sudah hampir 3 minggu ikan kami free pelet sekarang. Karena pertumbuhan Azolla ini sangat cepat, maka akhirnya secara tak langsung kolam ikannya juga berfungsi sebagai kolam budidaya azolla. Saking cepatnya pertumbuhan si AzoMic ini, saya sampai kewalahan mau di kemanain itu azolla. Akhirnya atas saran seorang teman, azollanya saya jadikan pupuk untuk tanaman, dijadikan kompos dan POC (detilnya menyusul di postingan yang akan datang).
NB: Bagi yang di Medan, kalau ada yang mau bibit Azolla Microphylla ini, bisa hubungi saya, siapa tahu lagi ada indukannya, jadi tidak perlu order ke luar kota dengan ongkos mahal
Sumber : http://dkwek.com/1351/budidaya-azolla-microphylla/